Monday, November 26, 2007

Untuk Ibu dan Ayah

Dari depan rumah, Ayah selalu memandangiku
Sambil bergoyang di atas kursi goyang
Dari jauh terlihat senyum tawanya
Menertawai langkahku yang terbata-bata
Dilepas dari tuntunan ibu dan berusaha meraihnya
Ibu selalu menjauh
dan kembali meraihku saat terjatuh

Hari menjadi lebih cepat modern
dan kursi goyang tak mampu lagi untuk bergoyang

Aku datang di pagi yang tak terduga
Melihat ayah sedang melamun
Di beranda rumah
Di atas kursi yang kini diam tak bergoyang

Langkahku kini tak lagi terbata
Ayah tak lagi juga melamun
Tersenyum sumringah dan tertawa
Ayah menuntun dan menarikku
"temui ibu di dapur" katanya

Ibu tak kaget melihatku
Tubuhnya berkeringat tapi baunya memikat
Lalu kupeluk dan kuciumi

Aku datang di pagi yang tak terduga
Tapi di meja makan, ada acar ikan, tempe dan sambal terasi

Malam harinya aku bermimpi
Tentang seorang anak ditertawai
yang terjatuh saat belajar berjalan

Lalu meluncur saja sebuah kata
Entah bermimpi atau terjaga
"Terimakasih"

Priel.. .

buat: priel

I
Pada maret aku mengenalmu
sapaan kecil lewat sebuah buku tamu
aku masih anak baru
yang ku tahu
bulan depan jadi namamu

II
Jauh rumah tak lupa ingatan
pada halaman dan keponakan
tahu-tahu bertambah satu
satu-satu sahabat baru
satu ponakan dari pintu

III
"mana tulisanmu?"
"akh hari ini kututup dulu pintu,
jadi kata-kata tak mampu menembusnya
entah sampai kapan, mungkin berminggu-minggu”
"mau kemana?"
"Tak kemana-mana
hanya ingin memandang saja dari jendela
akh tapi tunggu
kapan pun itu
pasti kan kubuka kembali pintu"


IV
tak perlu malu
hari ini kembali kubuka pintu
kembali menyapa mu
dan kata-kata membekas dari penaku
bila tidak dihapus jejak
terimakasih telah menjadi sahabatku