Sunday, May 20, 2007

Stasiun Tugu

lingkar ceritamu di stasiun tugu
tawa, tangis, canda, amarah
sampai ruangku menjadi parau
dan hati tak juga bisa bertemu

Adakah kau.. .

ketika ku temukan hatiku yang membiru
aku telah menjelma angin, menderu menerpamu
aku bisu, aku sayu, aku kaku

adakah kau yang menemukanku
saat sepi menggebu
membiru diujung salju

adakah kau yang memapahku
membuka pintu diujung senja matahariku

adakah kau.. .

Pulang

Ketika berangkat, aku ketemu dengannya
Pak tua bersorban putih, berkain sarung, Ia tersenyum
di sudut gang, kami berpisah
ia ke kanan, aku ke kiri
“ mari de, bapak duluan”
lalu tubuh tuanya menghilang

Ketika pulang aku ketemu dengannya
Pak tua bersorban putih, berkain sarung, ia tersenyum
“ bapak mau kemana ?” aku menyapa
“ pulang “ lirihnya
dan kami berpisah
entah pak tua cepat sekali menghilang

Di sudut gang aku berhenti
Sebuah iringan jenazah berjalan perlahan

Aku Pinjam

aku pinjam katamu sebentar
untuk menepis semua gelisah
mencari sosok yang lama kurindu

aku juga pinjam bibirmu sebentar saja
agar aku bisa berkata dan tersenyum bahagia
atau mungkin mengecupmu
hingga hati tak sesedih ini
merindu dan merana

pinjamkan juga aku matamu
agar bisa kulihat hatimu
yang terus membeku padaku
hingga dapat lagi ku kecup kedua matamu
dan kembali terlelap
didekapku